Ketika hari-harimu terasa semakin memayahkan. Mendung mulai membayangi senyummu yang perlahan memudar. Maka cobalah duduk sejenak, menepi dari keramaian, kemudian berbisik lirih hal-hal baik ke dalam hati dan pikiran. Menumbuhkan bunga-bunga hikmah di dalamnya, sehingga jadilah sebuah taman yang indah dan menenangkan.
Saat pandanganmu tersihir pada pencapaian orang lain, misalnya, katakan pada hatimu bahwa kesuksesan mereka bukanlah pertanda bahwa dirimu telah gagal. Bukan pula perendahan terhadap dirimu.
Kamu tidak wajib menjadi seperti mereka. Kendatipun apa yang telah mereka raih begitu menarik perhatian banyak mata.
Sebab setiap manusia punya jalannya masing-masing untuk menjadi istimewa, maka tugas kamu hanyalah berusaha menjadi versi terbaik dari dirimu.
Fokuslah pada langkah kakimu. Luruskan pandanganmu ke depan di jalanmu sendiri. Mungkin memang kamu sedikit tertinggal di belakang dan untuk mengakui itu kamu tidak perlu malu.
Menerima kenyataan bahwa sudah banyak yang berjalan lebih laju justru menyadarkanmu bahwa kamu sedang berproses dengan waktumu. Sedang belajar menjadi lebih baik. Sedang berbenah untuk meraih kesuksesanmu sendiri.
Keberhasilan itu tak selalu tentang materi duniawi saja. Hati yang senantiasa bersyukur justru adalah kekayaan terpendam yang teramat mahal harganya.
Memiliki materi yang berlimpah itu memang sukses, setidaknya menjadi ukuran beberapa mata, tapi bukankah memiliki hati yang mampu mensyukuri yang sedikit juga bagian dari kesuksesan?
Menggenggam sejuta penghargaan dan prestasi itu memang sukses, tapi menggenggam hati agar tetap terjaga fitrahnya juga bagian dari kesuksesan.
Berhasil meraih apa yang direncanakan itu memang sukses, tapi berhasil menata hati tatkala jatuh juga bagian dari kesuksesan.
Maka hidup ini, cara menikmatinya dengan indah adalah selalu menanam benih-benih positif di dalam hati. Menjadikan pikiran layaknya taman yang indah dan berseri. Lalu berbagi getar positif kepada siapa saja yang membutuhkan dari yang dijumpai.